Sushi adalah
makanan Jepang yang terdiri dari nasi
yang dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan laut, daging, sayuran mentah atau sudah dimasak.[1] Nasi sushi mempunyai rasa masam
yang lembut karena dibumbui campuran cuka
beras, garam,
dan gula.
Asal-usul
kata sushi adalah kata sifat untuk rasa masam yang ditulis dengan huruf kanji sushi
(酸し?). Pada awalnya, sushi yang ditulis
dengan huruf kanji 鮓
merupakan istilah untuk salah satu jenis pengawetan ikan disebut gyoshō (魚醤?) yang membaluri ikan dengan garam dapur, bubuk ragi (麹 koji?) atau ampas sake
(糟
kasu?). Penulisan sushi menggunakan huruf
kanji 寿司 yang dimulai pada zaman Edo
periode pertengahan merupakan cara penulisan ateji (menulis dengan huruf
kanji lain yang berbunyi yang sama).
Sushi
merupakan makanan dari nasi dan makanan laut mentah yang mudah busuk. Makanan
ini dibentuk dengan tangan yang tidak mengenakan sarung tangan. Menempelnya berbagai macam
mikroba pada sushi adalah sulit untuk dihindari. Sushi yang dibeli untuk dibawa
pulang di musim panas atau di negara beriklim tropis harus segera dimakan agar tidak
menyebabkan sakit perut.
Di
beberapa negara seperti Amerika Serikat, memegang-megang makanan dengan tangan
telanjang dianggap tidak higienis. Pembuat sushi diharuskan memakai sarung
tangan dari karet atau plastik. Sebaliknya, orang Jepang kehilangan selera bila
melihat pembuat sushi sedang membuat sushi sambil mengenakan sarung tangan.
Walaupun demikian, sushi di toko-toko swalayan di Jepang umumnya dibuat dengan
memakai sarung tangan.
Karna,
kondisi penanganan yang berresiko sedangkan kepercayaan konsumen tetap dijaga
sehingga dizaman sekarang produsen dituntut menerapkan standar untuk menjaga
keamanan pangan dalam penanganannya. Di Restoran dan hotel berbintang dalam menjaga
kepercayaan pelanggan biasanya menggunakan standar gmp, HACCP dan ISO22000. Dalam pengolahan pangan tentu terdapat bahaya
yang harus dapat dikendalikan untuk menjaga keamanan pangan yang disajikan.
berikut contoh standar keaman pangan Sushi https://www.gov.mb.ca/health/publichealth/environmentalhealth/protection/docs/sushi.pdf
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar