Selasa, 03 Mei 2016

Keamanan Pangan Sushi




Sushi adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan laut, daging, sayuran mentah atau sudah dimasak.[1] Nasi sushi mempunyai rasa masam yang lembut karena dibumbui campuran cuka beras, garam, dan gula.
Asal-usul kata sushi adalah kata sifat untuk rasa masam yang ditulis dengan huruf kanji sushi (酸し?). Pada awalnya, sushi yang ditulis dengan huruf kanji merupakan istilah untuk salah satu jenis pengawetan ikan disebut gyoshō (魚醤?) yang membaluri ikan dengan garam dapur, bubuk ragi ( koji?) atau ampas sake ( kasu?). Penulisan sushi menggunakan huruf kanji 寿司 yang dimulai pada zaman Edo periode pertengahan merupakan cara penulisan ateji (menulis dengan huruf kanji lain yang berbunyi yang sama).
Sushi merupakan makanan dari nasi dan makanan laut mentah yang mudah busuk. Makanan ini dibentuk dengan tangan yang tidak mengenakan sarung tangan. Menempelnya berbagai macam mikroba pada sushi adalah sulit untuk dihindari. Sushi yang dibeli untuk dibawa pulang di musim panas atau di negara beriklim tropis harus segera dimakan agar tidak menyebabkan sakit perut.
Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, memegang-megang makanan dengan tangan telanjang dianggap tidak higienis. Pembuat sushi diharuskan memakai sarung tangan dari karet atau plastik. Sebaliknya, orang Jepang kehilangan selera bila melihat pembuat sushi sedang membuat sushi sambil mengenakan sarung tangan. Walaupun demikian, sushi di toko-toko swalayan di Jepang umumnya dibuat dengan memakai sarung tangan.
Karna, kondisi penanganan yang berresiko sedangkan kepercayaan konsumen tetap dijaga sehingga dizaman sekarang produsen dituntut menerapkan standar untuk menjaga keamanan pangan dalam penanganannya. Di Restoran dan hotel berbintang dalam menjaga kepercayaan pelanggan biasanya menggunakan standar gmp, HACCP dan ISO22000. Dalam pengolahan pangan tentu terdapat bahaya yang harus dapat dikendalikan untuk menjaga keamanan pangan yang disajikan.

Semoga bermanfaat.



Minggu, 01 Mei 2016

Apa Sih Junk Food ITU?





Junk food merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan makanan yang kandungan kalori, lemak, gula, garamnya tinggi; tetapi kandungan vitamin dan seratnya rendah. Biasanya junk food juga mengandung berbagai bahan tambahan pangan (BTP) seperti pemanis, perasa dan pengawet. Sedangkan healthy food merupakan istilah yang digunakan untuk makanan yang mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh sehingga bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan tubuh kita.
Junk food yang mengandung lemak dan garam tinggi contohnya adalah hamburger, pizza, ayam goreng, kentang goreng yang penyajiannya tidak disertai buah dan sayur dan berbagai jenis keripik. Umumnya makanan tersebut mengandung lemak jenuh yang dapat menyebabkan risiko obesitas dan apabila dikonsumsi terlalu banyak dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Kadar garam yang tinggi melebihi kadar garam yang dibutuhkan tubuh dapat memicu tekanan darah tinggi. Contoh junk food yang mengandung gula tinggi adalah minuman bersoda, donat, permen, dan kue. Gula yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada gigi dan penyakit diabetes.
Junk food tidak baik apabila dikonsumsi terus-menerus, untuk mengimbangi atau mengganti konsumsi junk food dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan sehat seperti aneka buah-buahan, sayur-sayuran, dan kacang-kacangan seperti kacang kedelai, kacang merah, dan kacang almond.